Rabu, 04 Juli 2012

TADABBUR ALAM

Sore itu tidak seperti biasanya bagi anak-anak IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) karena sekumpulan kader berkumpul didepan gedung Rektorat baru sekitar jam 02:00 P.M.
Eh….!! Jagan salah tafsir yach mereka bukan mau demo lho….
Diantara mereka ada yang membawa tas, air galon, kompor, beras, sayur, minyak tanah, perangkat tenda dan lain-lain. Mereka juga bukan lagi mau demo masak lho akan tetapi mereka semua hendak melaksanakan Tadabbur alam, makanya mereka semua membawa perlengkapan banyak-banyak termasuk saya sendir Ghitu L0x

            Cuaca pada saat itu kelihatan tidak bersahabat maklum lagi musim hujan. Langit tak menampakan  cerahnya dan sebaliknya disinggah sana terlihat kumpulan awan hitam. Nampaknya sore itu akan terjadi hujan namun sebaliknya situasi tersebut tak menjadi masalah bagi kami.
Kegiatan Tadabbur Alam diadakan selama sehari tepatnya tanggal 31 Desember 2008 sampai dengan 1 januari 2009. Namanya juga berkaitan dengan alam tentu suasananya harus menyatu dengan alam dunk guys. Kami rencananya ingin mengadakan acara perenungan yang berhubungan dengan betapa indahnya ciptaan Tuhan yang dikaruniakan pada kita mahluknya. Selain itu ada juga kegiatan lain yang tidak kalah menariknya sebagai penyemarak suasana dilokasi kegiatan tersebut. Kegiatan ini sebenarnya diadakan digunung Sesaot namun karena berbagai pertimbangan serta cuaca yang tidak memungkinkan akhirnya kakak-kakak panitia memutuskan lokasinya digunung Jai Narmada.

            Sore menjelang tampak dua bemo kuning berjejer didepan mesjid kampus UMM (Universitas Muhammadiyah Mataram) yang bersiap mengantarkan kami ketempat tujuan. Berbagai perlengkapan sebelum dimasukan kedalam mobil dicek satu persatu agar tidak ada yang ketinggalan karena tempat yang akan kami lalui cukup jauh dari pusat perbelanjaan. Selanjutnya barang-barang tersebut dimasukkan kembali kedalam mobil. Semua dari kami saling membantu menata barang-barang tersebut. Senang banget, suasana kebersamaan tampak jelas diraut wajah Immawan maupun Immawati. Mobil kami berada paling depan dan diinstruksikan untuk jalan duluan sementara  Immawan bergabung sesama Immawan menyusul kami dari belakang.

“Ayolah..ayo…ayo…
“Derap derupkan langkah dan kibar geleparkan panji-panji Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah”
“Sejarah ummat telah menuntut bukti……”
Itulah penggalan lagu perjuangan yang dinyanyikan oleh salah seorang Immawati didalam mobil ketika perjalanan kami berlangsung. Tidak hanya itu ada yang bercerita lucu, telponan bahkan ada yang hanya diam sembari melihat sisi kanan kiri jalan. Kegembiraan menyelimuti perasaan mereka, jikalau bisa disulap rasanya mereka ingin langsung sampai ditimpat tujuan,  penasaran nih!!.

Asyik sich asyik, belum sampai ditempat tujuan hujan tiba-tiba mengguyur mobil yang kami tumpangi dan dalam sekejap suasana dingin menyelimuti. Keadaan menjedi heboh banget  ketika sopir mobil bertanya pada kami “jalan kemana nih mbak?” kami terdiam kemudian tertawa pelan rupanya sopir bemo yang kami tumpangi tak tahu sekaligus tidak hafal jalan. Lucu kan??? So kita deh yang jadi sopirnya bedanya saja kita hanya menunjukan jalan sementara dia hanya menggerakan setirnya. Hehehe…
Bukan hanya itu hujan semakin deras hingga kaca-kaca mobil tertutup kabut, kasihan banget sopirnya kagak bisa melihat jalan tapi untung Immawati yang duduk didepan bisa bantuin lap kaca. “Jadi kernet deh…”tapi kagak apa-apa kudu sabar, kami ikhlas kok sekalian saling membantu.
Wah..wah…wah ternyata Immawati punya rasa solidaritas yang tinggi.

            Banyak pengalaman sekaligus tantangan  yang kami dapatkan selama perjalanan mana hujan, becek, nggak ada ojek nyasar lagi. Bayangkan saja selama tiga kali mobil kita suruh bolak-balik. Katanya Immawan mobil kita nyasar sehingga kita disuruh balik tetapi ditengah jalan kita bertemu pemandu jalan yang biasa kita sapa “Abang Candra” beliau senior kita. Ia  memerintahkan kami untuk balik lagi kedepan katanya sich jalan yang kami lalui benar, demikian  kejadiannya. Wah kita semua dibuat bingung jadinya mana yang harus kita ikuti namun akhirnya kita putuskan mengikuti penunjuk jalan saja. Syukur sopirnya tidak marah pada kita kalau nggak wah…! bisa  bahaya kita diturunin ditengah jalan.

            Setelah melewati jalan yang berliku dan memakan waktu yang cukup lama akhirnya kita hampir sampai namun jalan yang kita lalui adalah turunan. Tidak tahu kenapa  tiba-tiba rem mobil kita blong sehingga kita hampir kepleset.
 ”Minggir…minggir…minggir teriak Immawati wiwin pada Immawan Rudi dan sa’adudin yang berdiri didepan mobil kita. Rupanya mereka ingin memberitahukan kepada kita bahwa kita sudah sampai namun mendengar teriakan tersebut mereka langsung menyingkir dan membanting motornya. Waduh pengalaman yang penuh tantangan, menakutkan, menegangkan yang membuat jantung hampir copot. Itu tampak jelas dari raut wajah Immawati-immawati lain yang kelihatan pucat keluar dari mobil. Kejadian tersebut tak berlangsung lama karena kita tertawa geli setelah mendengar kabar kalau immawan yang ngatain kita nyasar eh…tahunya mereka yang nyasar. He..he..he…………..!!!

            Sesampai disana kupandangi pemandangan disekelilingku dengan perasaan takjub. Bagiku itu tempat yang indah karena hawanya begitu sejuk, pemandangannya begitu menarik untuk dinikmati. Bagaimana tidak disebelah timur terdapat hamparan sawah nan hijau, utarannya kutemukan gunung dengan tanaman-tanaman ubi dan pohon besar lainnya. Salain itu terdapat gapura besar yang dibawahnya terdengar gemericik air yang mengalir deras. Aku berdiri dijembatan yang menghubungkan tenda kami dengan gapura tersebut. Sungguh indah sekali, dibaratnya kudapati danau biru yang luas. Maha besar Allah yang menciptakan bumi dengan segala keindahannya. Aku terhanyut oleh pesonanya. Kurasakan ketenangan menyelimuti jiwaku.

            Kami meletakkan barang-barang kemudian mulai mengerjakan sesuatu. Immawan mulai membangun tenda sedangkan Immawati mulai mempersiapkan menu buat makan malam. Walaupun menunya cukup sederhana namun kami tetap mensyukurinya karena kami menganggap masih ada yang sesusah kami keadaannya yaitu orang-orang miskin dan saudara-saudara kita yang ada di Palestina yang seyogyanya tidak bisa makan enak dan tidur dengan nyenyak. Kami juga telah terbiasa makan seala kadarnya sebab kami telah dilatih pada saat DAD ( darul arqam dasar ).

            Malam semakin larut kegiatanpun dimulai. Sebagai kegiatan pembuka kami disuruh menonton film Palestina. Mulanya aku tidak sedih namun setelah aku menghayati film tersebut aku terkesan cengeng. Tak kurasa air mataku meleleh dan membasahi pipiku. Sungguh aku hampir menangis nggak tahu deh apa kata immawan dan Immawati yang lain. Mungkin aku dibilang cengeng namun aku tak mau ambil pusing “I DON’T CARE” saja  tuh. Aku yakin mereka juga pasti merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan. Seusai  menonton film tersebut kita masuk pada agenda yang kedua yaitu forum curhat. Kita disuruh maju satu-satu untuk mengemukakan komentar mengenai film yang barusan ditonton serta membuat pesan untuk alam. Immawan maupun Immawati disuruh kedepan termasuk aku.

“Seru sich acaranya, perjalanan yang mulanya dirasa membosankan namun masuk pada kegiatan inti Tadabbur alam  terasa lain”, itu juga yang teman-temanku utarakan kepadaku. Dari situ kita dapat mengambil hikmah kalau kita tidak boleh menyia-nyiakan alam yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Kita hendaknya selalu mensyukuri rizki yang diberikannya, berbagi dan peduli  terhadap kesusahan orang lain serta melestarikan alam.

Kegiatanpun usai dan kitapun disuruh tidur. Sebenarnya sich sudah sedari tadi aku mengantuk namun karena filmnya seru akhirnya ngantuk yang menderapun hilang. Tepat pukul 03:00 kita dibangunkan untuk mengikuti malam renungan. Banyak hal yang kita dapatkan seperti nasehat-nasehat mengenai alam, agama, kesadaran untuk memperbaiki diri dan lain sebagainya. Menjelang subuh kami sholat terlebih dahulu kemudian bersiap-siap untuk menyediakan menu sarapan pagi. Wah kita jadi belajar menjadi koki neh tapi nggak apa-apa deh! demi kemaslahatan ummat.

            Pagipun menjelang kehidupan malam telah terganti dengan embun pagi yang membasahi dedaunan dan rerumputan. Hawa udara persawahan dan pegunungan  yang sejuk, burung-burung bernyanyi serta kupu-kupu indah berwarna-warni terbang kesana-kamari seakan ikut menyambut mentari pagi diufuk timur. Kami menyempatkan diri untuk jalan-jalan keliling danau. Kami menikmati indahnya pagi disana sekalian berphoto-photo untuk kenang-kenangan nantinya. Balik dari situ kita mengisi waktu dengan bermain teater sembari menunggu jemputan pulang. Seru khan teman-teman perjalanan anak-anak IMM??. Setelah beberapa lama dinanti mobil yang kita tunggu-tunggu datang juga kamipun mengemasi barang-barang dan diantar menuju kampus.
Hum….Akhirnya kita sampai juga dikos tercinta………

2 komentar: